#exploreluwuutara– Siswo Putranto Santoso, seorang pria yang dikenal sebagai dokter gunung menyarankan untuk tidak membawa mi instan saat mendaki gunung.
Menurut Dokter Siswo, masih banyak pendaki Indonesia yang meski menyadari mi instan bisa sangat berbahaya tetapi masih membawanya.
Ada alasan di balik anjuran untuk tidak membawa instan sebagai bekal makanan saat mendaki gunung.
Memasak mi instan, kata dia, tidak cocok dikonsumsi di gunung yang terbilang sulit untuk mencari sumber air.
Bisa Menyebabkan Dehidrasi
Jika memasak mi instan di rumah, orang masih bisa mencari minum apabila kehausan. Namun, kondisi tersebut akan terasa sulit jika kamu sedang berada di gunung.
Apabila kondisi tubuh manusia sudah mengalami dehidrasi, lanjut dia, bisa berujung pada kehilangan orientasi.
Hilangnya orientasi pendaki dapat mengakibatkan pendaki tersasar, bahkan menimbulkan kematian apabila halusinasi semakin tak terkendali.
Bawa Makan Berkarbohidrat
Bawa makanan berkabohidrat ringan dan air secukupnya Untuk mendaki gunung, hal yang pertama ia sarankan yaitu membawa persediaan air secukupnya.
Kedua, terkait makanan, ia menyarankan agar pendaki membawa makanan berkabohidrat ringan.
Menurut penjelasan Siswo, ada begitu banyak makanan berkarbohidrat ringan bukan nasi. Ia menyebut contoh seperti sagu hingga Roti Prancis.
Pengecualian
Lantas apakah membawa mi instan sebagai bekal makanan benar-benar tidak disarankan?
Menurutnya melansir kompas.com, membawa mi instan sebagai bekal makanan boleh dilakukan, asalkan bukan dalam kegiatan pendakian gunung.
Misalnya, kata dia, orang yang sedang camping di bawah ketinggian 1.000 mdpl. Karena di ketinggian seperti itu, air masih relatif mudah untuk didapatkan.
Editor : irham